Tahun sudah berganti, semestinya badan usaha sudah mulai menyadari bahwa keberadaan Sertifikat ISO adalah persoalan yang penting. Namun, alih-alih mengimplementasi standardisasi ini dengan baik masih banyak sejumlah pihak yang salah dalam memahami persoalan mendasar mengenai ISO.
Kemungkinan besar hal ini didasari karena kurangnya awareness terlalu fokus pada regulasi konvensional yang dibuat sendiri, sehingga menganggap sertifikasi ISO bukanlah persoalan yang penting atau tidak ada bedanya dengan SOP kerja pada umumnya.
Daftar Isi
4 Mitos Sertifikasi ISO Ini Masih Banyak yang Percaya, Apa Saja?
Menurut pengamatan kami, ada setidaknya lima poin persoalan yang membahas tentang Sertifikat ISO, tetapi sifatnya mitos atau sesuatu yang kurang tepat.
Untuk meluruskan kekeliruan tersebut, berikut kami jelaskan apa saja poin mitosnya sekaligus menerangkan sekilas fakta yang sebenarnya terjadi.
1. ISO Hanyalah Sebuah Formalitas
Merupakan sebuah fakta bahwa sertifikat ISO sendiri adalah dokumen yang berbentuk lembaran kertas, tetapi Anda salah jika menganggap berkas ini sekadar formalitas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan besar supaya terkesan kredibel dan dipercaya oleh banyak pihak.
Kami perlu menegaskan bahwa keberadaan sertifikat ISO adalah sebuah standardisasi, suatu regulasi, aturan, dan sebuah sistem yang mana menjadi pedoman bagi badan usaha untuk menerapkan cara terbaik untuk mengerjakan suatu bidang tertentu.
Lebih mudah apabila kita berikan contoh. Untuk Anda yang paham dunia IT pasti paham dengan yang namanya hosting, server, dan datacenter. Ketiganya merupakan layanan yang disediakan oleh perusahaan penyedia hosting.
Salah satu sertifikat ISO yang relevan untuk bidang tersebut adalah ISO 27001 yang baru-baru ini mendapatkan pembaruan versi menjadi 2022.
Beberapa badan usaha di bidang tersebut sudah memperoleh ISO 27001 dan mengimplementasikan teknis di dalamnya termasuk menjalankan metode security testing ISO 27001 berupa: penetration test, risk assesment, dan lain sebagainya.
Dari sini saja sudah bisa dipahami bahwa keberadaan sertifikat ISO 27001 bukan sekadar “Ada” , tetapi memang mempunyai fungsi teknis tersendiri. Melalui penerapan standar tersebut perusahaan hosting mampu memberikan keamanan data yang lebih baik, mengevaluasi sistem security secara berkala, dan tindakan preventif lainnya.
Dengan demikian merupakan MITOS apabila jika ada yang menganggap ISO adalah formalitas. Adapun prinsip yang sama diterapkan pada sertifikat ISO bidang lainnya, tidak terpaku pada ISMS (Information Security Management System).
2. Butuh Waktu Bertahun-tahun untuk Mendapatkan ISO
Cepat atau lamanya proses lulus ISO bergantung pada banyak faktor. Merupakan sebuah kesalahan besar jika semua badan usaha membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperoleh sertifikat ISO yang diperlukan.
Apa saja faktor yang mempengaruhi hal ini?
- Kedisiplinan para anggota tim
- Komitmen dari setiap pihak di badan usaha
- Kelengkapan dokumen dan manajemen pengelolaannya
Kalau dokumen persyaratan lengkap, personel mudah diajak bekerjasama dan mempunyai awareness yang baik, maka perusahaan Anda bisa memperoleh ISO dalam jangka waktu 6-7 bulan saja itu sudah termasuk audit dan proses sertifikasinya.
3. Perusahaan Hanya Butuh ISO 9001 Sisanya Tidak Perlu
Banyak dikenalnya ISO 9001:2015 Manajemen Mutu di lingkungan masyarakat bisa memberikan anggapan yang keliru. Tidak sedikit perusahaan yang terlanjur merasa puas dengan pencapaian karena berhasil mengimplementasikan ISO 9001.
Namun, bukannya mempersiapkan personel untuk pengurusan ISO menyesuaikan dengan lingkup keahlian, tidak sedikit pihak yang menganggap “ISO 9001 saja sudah cukup.”
Ini adalah MITOS, karena pada faktanya sertifikat ISO 9001 adalah landasan mendasar. Bidang ISO yang mempunyai kedudukan yang tidak kalah penting antara lain: ISO 37001 SMAP, ISO 45001 K3, dan ISO 14001 Manajemen Lingkungan.
4. Semakin Banyak ISO yang Diimplementasikan Maka Lebih Baik
Tidak berpedoman pada sedikit atau banyaknya sertifikat yang bisa dimiliki oleh badan usaha, tetapi fokus utamanya adalah efektivitas dan relevansi dari implementasi sistem di perusahaan.
Kami harap Anda masih mengingat cara menentukan sertifikasi ISO apa yang dibutuhkan menurut bidang usaha. Penentuan akan menjadi lebih mudah dengan adanya contoh.
Perusahaan manufaktur umumnya, membutuhkan 3-4 sertifikasi ISO. Pertama sebagai landasan wajib ISO 9001 guna memastikan manajemen mutu dan kualitas terstruktur dengan baik. Dilanjutkan dengan ISO 45001 yang membahas mengenai lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tingkat lanjut membahas mengenai ISO 14001 sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan manufaktu untuk pengelolaan limbah mencegah kerusakan lingkungan berpartisipasi dalam pelestariaan alam.
Adapun standardisasi lainnya ISO 37001 sebagai alat preventif mencegah suap dan korupsi di internal badan usaha.
Buat apa punya 10 standar ISO jika nyatanya tidak relevan dan sistem produksi berjalan secara tidak efektif? Pada intinya bukan banyaknya jumlah sertifikat yang menentukan bagus atau tidaknya kualitas badan usaha.
Demikian informasi mengenai mitos sertifikasi ISO, semoga bisa dipahami dan menjadi penjelasan yang bermanfaat. Apabila Anda tidak ingin termakan mitos, maka pastikan untuk memilih konsultan ISO yang berpengalaman dan kompeten.
Salah satunya seperti Jasaiso.id yang sudah berpengalaman lama di bidang ini, untuk mendapatkan layanan konsultasi secara gratis Anda bisa langsung menghubungi kami di nomor kontak