Standardiasi ISO 27001 menyangkut ISMS (Information Security Management System) saat ini sedang banyak disorot oleh berbagai pihak. Pasalnya, banyak perusahaan besar yang mengandalkan sistem ini sebagai benteng pertahanan utama untuk mencegah segala bentuk tindakan hacking, cracking, data leakage, dan persoalan keamanan digital lainnya.
Oleh karena itu, di dalam ISO disebutkan sebuah upaya pengujian dengan istilah security testing. Sudahkah Anda mengetahui penjelasan mengenai istilah asing yang satu ini?
Jika belum, maka ini adalah saat yang tepat untuk memahami lebih jauh mengenai salah satu sistem keamanan informasi yang diterapkan pada ISO 27001. Silahkan simak dulu, sediakan secangkir kopi bila perlu.
Daftar Isi
Apa Itu Security Testing?
Security testing merupakan istilah pengujian terhadap sistem keamanan tertentu fungsinya untuk menilai seberapa aman suatu aplikasi web, server, atau proteksi database tertentu dari serangan peretas.
Bagi perusahaan yang bergerak di bidang IT dan pengembangan suatu teknologi digital seperti AI, melakukan security testing adalah hal yang wajib.
Karena jika hal ini dilewatkan, maka Anda telah mengambil risiko yang terlalu tinggi. Tidak hanya data-data penting yang berada dalam masalah, melainkan kredibilitas Anda sebagai corporate juga akan dipertanyakan oleh klien dan partner bisnis.
Lebih lanjut, mengacu pada sistem keamanan dan ISO 27001:2022 menurut lingkup pengujiannya security testing bisa dilakukan pada 4 area utama yaitu:
- Network security, adalah pengetesan terhadap koneksi yang tersambung pada PC atau server di kantor. Perlu Anda ketahui virus dan malware bisa menyebar melalui Wi-Fi, LAN, dan sumber jaringan lainnya. Adanya network security akan memastikan bahwa setiap koneksi yang digunakan benar-benar aman
- Client-side application security, berfungsi untuk mendeteksi tingkat risiko keamanan data pada sistem komputer klien dan user
- Server-side application security, adalah upaya untuk menguji tingkat keamanan server. Pihak yang perlu memahami implementasi ini adalah para developer dan tenaga teknis yang bergerak di bidang maintenance server
- System software security, merupakan persoalan teknis di bidang perangkat lunak, memastikan sistem operasi, aplikasi, dan berbagai hal sejenis sudah sesuai dengan standar keamanan. Fungsinya untuk mencegah infeksi virus dan malware yang disebabkan karena human error, keylogger, penggunaan software tidak resmi, dan lain-lain
Metode dan Jenis-Jenis Pada Security Testing
Security testing tidak hanya terdiri dari satu metode saja, melainkan ada setidaknya beberapa tahapan teknis tingkat lanjut yang dapat dilakukan oleh corporate guna memastikan sistem keamanan informasi tetap aman dan terjaga. Berikut masing-masing penjelasan mengenai metode tersebut.
1. Penetration Testing
Apabila perusahaan Anda telah mengimplementasikan ISO 27001 dengan baik, maka istilah ini seharusnya sudah tidak lagi menjadi hal yang asing. Penetration testing merupakan teknis pengujian sistem keamanan dengan menggunakan cyber attack simulation atau simulasi serangan siber.
Orang yang melakukan penteration testing disebut sebagai pentester, mereka harus mempunyai kompetensi dan sudah tersertifikasi untuk menggunakan berbagai teknik pentest.
2. Ethical Hacking
Secara umum ethical hacking adalah upaya menguji keamanan sistem dengan cara meretasnya sendiri, tetapi dengan menggunakan etika. Prosesnya dilakukan secara terang-terangan, tenaga profesional yang mengerjakannya juga sudah mendapatkan izin dari lembaga atau corporate terkait mengenai pengujian sistem keamanan menggunakan metode ini.
Proses ethical hacking tidak hanya mampu menguji kerentanan suatu sistem, tetapi juga menyadarkan berbagai pihak untuk tidak menyepelekan pentingnya membangun security system yang baik, karena kejahatan siber itu nyata bukan sekadar mitos.
Data bernilai milyaran rupiah bisa saja hilang atau terinfeksi virus dikarenakan kelalian dan kurangnya awareness.
3. Risk Assesment
Proses pengujian terhadap suatu sistem akan menjadi lebih mudah apabila masalah yang ada dapat dikelompokan dengan baik.
Risk assesment mempermudah perusahaan untuk menentukan mana bagian yang paling berisiko apakah software, jaringan, atau human (user) itu sendiri.
Setelah melakukan asesmen berbasis risiko, maka langkah penyelesaian harus segera dilakukan. Lebih kurang sistemnya seperti ini.
Apabila risiko tertinggi terletak pada jaringan, maka pihak perusahaan mungkin perlu menggunakan sistem keamanan wireless network berlapis seperti penggunaan enkripsi, password, monitoring jaringan, dan sebagainya
Namun, apabila masalahnya ada pada software dan aplikasi maka perusahaan hanya memperbolehkan penggunaan software berlisensi resmi, membatasi akses pada setiap unit PC sesuai lingkup pekerjaannya.
Di sisi lain, jika risiko yang tinggi terletak pada partisipan dan user, tentunya perlu dilakukan sosialisasi, pembekalan, dan pemahaman lebih lanjut mengenai ISMS supaya mereka lebih berhati-hati dan paham tentang pentingnya keamanan data bagi perusahaan atau lembaga yang bersangkutan.
Apakah Penerapan Security System ISO 27001 Terjamin Efektif?
Anda harus memahami prinsip dasarnya dulu untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Faktanya tidak ada sistem yang 100% aman, berarti corporate besar yang sudah mengimplementasikan ISO 27001 puluhan tahun juga tetap ada risiko bahaya yang mengancam.
Sebut saja corporate raksaksa ternama seperti Google, Microsoft, dan Alibaba mereka pernah diretas beberapa kali kerugian mencapai milyaran hingga triliun rupiah.
Anda masih mengira security system perusahaan Anda sudah benar-benar aman?
Pada intinya, kami ingin menyampaikan bahwa efektivitas ISO 27001 untuk mencegah serangan siber cukup baik, meskipun kategorinya tidak sempurna. Ditambah lagi, ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilannya termasuk SDM dan ketersediaan fasilitas.
Untuk membicarakan lebih jauh seputar sertifikasi Anda bisa menghubungi jasa sertifikasi ISO 27001 kami bersedia membantu Anda untuk mempersiapkan semuanya dari awal hingga tahap implementasi.